Literasi Finansial: Menabung Dana Darurat

Literasi Finansial masuk ke dalam 6 Literasi Dasar yang harus dikuasai oleh masyarakat dunia, terlebih oleh generasi mudanya. Adapun keenam literasi dasar ini ditetapkan dalam World Economic Forum pada tahun 2015 lalu dan terus disosialisasikan pegiat-pegiat literasi kepada masyarakat.

Kondisi ekonomi dunia makin tak menentu akibat wabah Virus Corona. Baik kebijakan lockdown maupun social/ physical distancing, yang diterapkan oleh negara-negara di dunia untuk memutus mata rantai penyebaran virus, ternyata sama-sama berdampak pada berkurangnya penghasilan masyarakat secara drastis.

Nah, melalui tulisan ini, kami ingin mencoba berbagi di bidang finansial, tentang apa yang disebut "Dana Darurat". Seorang pakar keuangan bernama Ramit Sethi mengungkapkan pada detik.com akan pentingnya membangun dan mempertahankan dana darurat setara kebutuhan setahun. "Biasanya Anda mendengar dana darurat ini harus setara (pengeluaran) tiga bulan atau enam bulan. Tidak. (Harus setara pengeluaran) setahun. Kita cenderung lebih konservatif dan agresif (tentang menabung) berdasarkan apa yang terjadi di berita," demikian tegas Sethi.

BAGAIMANA MEMULAINYA?
--> Pencatatan Penghasilan dan Pengeluaran
Awalnya memang ribet, terkesan nambah-nambahi pekerjaan saja ketika kita harus mencatat keuangan kita sehari-hari. Tetapi, hal ini ternyata amat penting untuk dilakukan untuk bisa mengetahui bagaimana kondisi keuangan kita (apakah besar pasak daripada tiang?)

Li Ka Shing, seorang pengusaha dan investor asal Hong Kong, berbagi trik-trik ekonominya untuk dapat membagi pos pengeluaran-pengeluaran itu menjadi 5 sebagai berikut
a. Pos Biaya Hidup
- Kebutuhan makan sehari-hari, termasuk keinginan untuk makan di luar, silakan dimasukkan ke dalam pos ini. Pulsa/ kuota HP? Masuk di sini. Bensin untuk motor, ongkos naik bus? Juga masuk di sini. Angsuran per bulan? Iyaaa, itu juga masuk ke dalam pos ini

b. Pos Bersosialisasi
- Duit buat kongkow-kongkow mesti diadain dong untuk tetap update dan nambah jejaring. Siapa tahu doi bisa membukakan jalan untuk masa depanmu. Di zaman sekarang ini, nongkrong itu nggak harus yang mahal-mahal koq. Selalu ada angkringan dan warung kopi untuk bisa mentraktir teman/ jejaringmu.

c. Pos Pengembangan Diri
- Duit buat beli buku atau ikutan seminar. Nah menariknya, sudah cukup banyak inisiatif pengembangan diri berbasis digital (Kulwap atau Seminar Online) yang bisa kamu ikuti, dan biasanya tidak dipungut biaya, atau kalaupun iya, itu dengan budget yang sangat minim koq. Pinjam buku di Perpustakaan/ TBM juga merupakan langkah-langkah yang bisa dilakukan agar kita bisa tetap berkembang sebagai pribadi dengan budget di pos ini yang bisa diminimalkan

d. Pos Liburan
- Hadiah untukmu yang penat bekerja dan sebagai bentuk Quality Time untuk diri sendiri maupun bersama keluarga. Rasa-rasanya ini nggak perlu dijelasin ya untuk generasi milenial kayak kamu..! Sebuah trik untuk bisa hemat: Makanlah dulu di rumah sebelum bepergian, atau bawalah bekal saat bepergian. Ingat, jangan sampai besar pasak daripada tiang

e. Pos Investasi
- Fenomenalnya, Li Ka Shing mengusulkan, "Berapapun penghasilan yang Anda miliki, selalu sisihkan hingga 25% untuk pos ini". Investasi bisa berupa asuransi kesehatan, ataupun investasi yang nantinya benar-benar bisa menjadi passive income, untuk meningkatkan penghasilan bulananmu. Nah, dalam kesempatan ini izinkan saya untuk kembali membahas pos investasi berupa menabung dana darurat

--> Menabung untuk Dana Darurat
Bagaimana cara-cara untuk bisa menabung untuk dana darurat ini, terlebih apabila penghasilan per bulan kita pas-pasan? Dilansir dari https://koinworks.com/blog/cara-menabung-dana-darurat/, berikut ini adalah beberapa caranya
1. Mulai menjual barang-barang yang tidak terpakai (dijual online lewat olx atau di pasar 2nd hand)
Perbaiki dan pakailah kembali sebelum memutuskan untuk membeli yang baru

2. Belanja besar sekali seminggu (membeli dalam kemasan besar biasanya lebih hemat)

3. Hindari merek dan brand besar (hmm, sebenarnya kita sedang beli barang atau beli brand nya?)

4. Temukan sumber penghasilan lain (apa hobimu? menuliskah??)

5. Jangan meremehkan uang receh
--> FYI, TBM Citra Raya suatu kali pernah mengadakan kegiatan kolaborasi bersama Maybank membuat kegiatan sosialisasi menabung pada anak-anak, mengajari mereka pentingnya menabung sejak dini http://tbm-citraraya.blogspot.com/2018/11/sosialisasi-menabung-untuk-masa-depan.html . Yuk, nabung lagi di celengan macan, hehehe

OK, sekarang saatnya memberikan contoh konkret:
Apabila penghasilanmu Rp 2.000.000,-, mungkin formulasi pembagian pos-pos pengeluarannya adalah
- Biaya Hidup: Rp 1.000.000,- (idealnya 30% saja, ini udah dikasih bonus banyak)
- Sosialisasi: Rp 200.000,- (idealnya 20%, ini sekarang dipotong karena sudah ada medsos)
- Pengembangan Diri: Rp 100.000,- (idealnya 15%, ini juga sudah dipotong karena hidup zaman sekarang nggak mungkin tanpa angsuran. Jadi rajin-rajinlah ke TBM untuk pengembangan diri)
- Liburan: Rp 200.000,- (10%)
- Investasi: Rp 500.000,- (25%)

Lhooo Kak, koq pembagian buat pos investasinya gede banget? Ya, namanya juga darurat. Kalau lagi dalam kondisi ketidakpastian ekonomi seperti ini, emang kamu bisa paksain penghasilanmu tetap bakal di angka Rp 2.000.000,- itu?

Sekali lagi, di kondisi-kondisi tak terduga seperti inilah kenapa yang namanya tabungan dana darurat ini menjadi sangat penting. Ini memang tak mudah (saya pribadi juga belum bisa, 12x itu banyak Om..) dan kita memang mesti disiplin dalam menabungkannya, biar di saat-saat begini dananya masih tetap utuh. Maka mari #MulaiDariSekarang kita hidup sesuai kebutuhan, jangan semata-mata sesuai keinginan..

Selamat menabung, salam literasi!


Salatiga, 1 April 2020


der gruene Baum

Comments