Gelaran Buku di Griya Yasa dari Pengurus Komplek yang Bersahaja


           “Hanya anak bangsa sendirilah yang dapat diandalkan untuk membangun Indonesia, tidak mungkin kita harapkan dari bangsa lain!” –Presiden ketiga Indonesia.

Mei sebagai bulan yang diawali dengan peringatan Hari Buruh Internasional dan dilanjut dengan Hari Pendidikan Nasional menghantarkan kita pada sebuah kesadaran bahwa apapun  profesi kita, kontribusi untuk kebaikan negeri adalah sebuah keniscayaan. Kabupaten Tangerang yang menjadi salah satu titik besar kawasan industri di Provinsi Banten dan juga provinsi yang  menyandang status ‘siaga’ di dunia pendidikan merupakan gambaran umum yang kita tahu. Dua hal ini menuntut pribumi dan pendatangnya untuk ikut mengambil peran.
Keberadan TBM Citra Raya, meski hanya wujud rumah kecil dari sebuah harapan besar untuk memberi warna pada pendidikan di Kabupaten Tangerang telah ditanami pondasi kuat tentang makna kontribusi. Semakin bertambahnya waktu, kami ikut tumbuh bersama kontribusi yang disambut baik oleh lapisan masyarakat. Sampai pada titik ini, rasanya memang harus banyak berterimakasih kepada satu-dua dan beberapa orang yang kami temu dan memberi jalan untuk berkontribusi bersama. Selain kata kontribusi, ada kata lain yang harus kita terus serukan yakni sinergitas.
Siapa sangka komunitas pegiat literasi yang masih belum ranum ini tidak lagi harus mencari kampung untuk dijadikan sasaran gelaran buku. Kini bahkan kami harus cermat menjadwal beberapa kunjungan ke kampung atau perumahan yang sudah bersedia bersinergi bersama kami. Meski mayoritas dihuni oleh buruh pabrik industri tapi masyarakat sekitar Cikupa-Panongan telah menunjukkan antusias tinggi untuk dunia literasi yang juga bagian dari dunia pendidikan. Kita semua memang anak bangsa yang harus membangun Indonesia dari sektor mana pun, sebagaimana kata B.J Habibie di awal tulisan.

 Hari Minggu (6/5), kami diundang untuk datang ke Griya Yasa, sebuah perumahan di Pasir Gadung, Cikupa. Bermula dari seorang ayah yang mengantarkan anaknya yang ikut berpartisipasi dalam acara workshop re-cycle II di TBM Citra Raya. Dalam kasus ini, sang anak merupakan salah satu anak didik dari relawan kami. Mengetahui ada agenda lain yang kami miliki, Ayah dari Zia dan Talita ini tertarik untuk mengajak TBM Citra Raya hadir ke kompek rumahnya, sebuah persembahan untuk anak-anak lain. Kami sudah banyak menemukan pengurus hingga warga suatu perumahan yang penuh semangat meningkatkan kualitas warganya, dan tentu saja bagi kami undangan untuk hadir di perumahan ataupun kampung adalah sebuah kebanggan. Bukankah ini wujud kontribusi yang nyata? Mudah menemukan jalannya, jika visi dan misi beriringan.
Meski nampak sepele di zaman gadget sekarang, tapi menghadirkan buku-buku kepada anak-anak masih menjadi hal penting untuk memupuk minat baca, ah ya apa kabar minat anak-anak kita pada buku hari ini?
Malam sebelum hari gelaran buku dilaksanakan, undangan bertemu pengurus dan melihat lokasi kami lakukan untuk mengetahui medan dan persiapan amunisi esok hari. Lebih dari sekedar senang, kami ikut bangga ada jajaran pengurus perumahan yang begitu rapih, meski malam itu kami tidak menjumpai pak RT setempat karena ada keperluan di luar kota, tapi kami masih bisa bertemu dengan pengurus lainnya yang malah membuat kami makin senang. Tidak main-main, kami ditawari untuk mengunakan sound system dan proyektor. Sebuah fasilitas umum yang 'wah' untuk sebuah perumahan.
Percayalah, antusias itu menular. Jika berhadapan dengan pengurus yang antusias tentu saja ganjaran setimpal adalah kehadiran anak-anak yang antusias. Dan benar, kami menemukannya di Griya Yasa. Tak ada si pemalu disini, semua ceria, dan tentu semua membaca buku bahkan ada jagoan-jagoan yang berani menceritakan isi buku, membaca puisi, juga perdana kami mensosialisasikan senam dengan Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku (Gernas Baku) yang sukses diluncurkan 5 Mei lalu.

Demikian, peran kecil kami mungkin belum sampai banyak membantu dunia pendidikan di Kabupaten Tangerang, bahkan untuk Cikupa-Panongan yang kami usung sebagai jangkauan kami pun rasanya belum berdampak besar. Kami bertumbuh, dan kami percaya segala sesuatu memiliki proses dan waktunya maisng-masing. Hari ini menanam tak lantas besok panen. Kami hanya harus terus ingat, kontribusi untuk bangsa harus terus dilakukan. Paling tidak, generasi muda tak hanya sekadar mengenal gadget dalam kenangan kanak-kanak mereka, ada buku yang menjadi jembatan mereka mengenal pengetahuan.
Salam Literasi!


Tangerang, 6 Mei 2018

Magentha Az-zahra

Comments