Kisah #CeritadiKampung Antusias Membaca di Desa Sukamulya


“... karena bersama buku, aku bebas.” (Moh. Hatta)



            Barangkali hari-hari yang sepenuhnya kita jalani di masa ini adalah penjara. Bukan dalam artian yang sebenarnya, tapi pada kesibukan kita yang hanya menatap layar ponsel pintar sambil berselancar di dunia maya. Sayangnya, ini terjangkit pada lintas generasi, tak pandang usia dari anak-anak hingga para orang tua. Hari ini jika kita amati, siapa yang tidak menjadikan ponsel pintar atau gadget sebagai barang paling disayang? Jika perlu dengan kata lain, mungkin kata “membutuhkan” jadi kata tepat untuk kehadiran gadget di era digital ini bukan?
            Mengambil bagian untuk membuat anak-anak lebih bebas dengan imajinasi dan pengetahuan adalah salah satu misi TBM Citra Raya. Nah, tulisan kali ini membahas betapa asiknya menghabiskan waktu dengan membaca buku. Seperti seri #CeritaDiKampung sebelumnya, petualangan mengelar buku di kampung selalu punya cerita. Berkesempatan hadir di antara anak-anak kampung Sukamulya, beginilah kisah kebersamaan kami.
Bertempat di sebuah tanah kosong milik warga, gelaran yang kami mulai sejak pukul 07.00 WIB ini sukses menarik perhatian anak-anak yang tinggal dekat dari lokasi. Awalnya memang karena rasa penasaran adanya banyak buku yang dijajar di atas alas panjang, namun beberapa anak ini lalu nyaman untuk membaca satu persatu buku-buku yang tersedia.
Pagi itu pula, di awal gelaran yang kami lakukan ada cerita panjang soal literasi yang disampaikan seorang bapak pada relawan TBM Citra Raya. Pak Syamsurizal namanya, ia sangat antusias dengan kisah-kisah tentang realita minat baca masa ini dengan bagaimana semangat minat baca saat ia muda. 
Menurutnya keluarga punya peran penting untuk menumbuhkan minat baca sejak dini, tapi kehadiran pengerak literasi seperti kami juga sangat membantu. Ah, senangnya jika agenda kegiatan yang kami jalani diapresiasi. Lebih bahagia lagi, Pak Samsurizal tidak sungkan untuk langsung mendonasikan buku-buku milik anaknya pada kami. Sinergitas jadi salah satu bahan bakar kami untuk terus maju melangkah.
Untuk pertama kalinya juga, acara yang kami lakukan dalam rangka menyebarkan virus membaca pada masyarakat ini diliput. Kak Kris, founder serta relawan TBM Citra Raya beberapa hari sebelumnya sudah dihubungi oleh mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN), sehingga kami sudah bersiap dengan semangat terbaik. Walaupun tanpa diliputpun, hari-hari saat gelaran buku tiba kami selalu bersemangat. Jadi, pagi hari saat gelaran buku di desa Sukamulya, kami ditemani tiga kakak mahasiswa dari UMN dengan kamera dan drone untuk meliput. Saat itu juga anak-anak mulai ramai berdatangan, suasana membaca bersama dalam gelaran buku semakin ramai, dan tentu ini membuat para relawan makin bersemangat.

Semangat-semangat yang terpancar dari wajah para relawan inilah yang diabadikan dalam potret kamera oleh mahasiswa UMN. Tidak hanya itu anak-anak yang ramai berkumpul juga masuk dalam pengambilan gambar, serunya lagi saat mereka diberi instruksi untuk melambaikan tangan ketika drone milik kakak mahasiswa mulai terbang di udara. Bagian ini jadi pengalaman tidak terlupakan untuk anak-anak desa Sukamulya. Eh, bagi Kak Kris juga demikian tak terlupakan sepertinya, sebab beliau ambil bagian dalam menjawab pertanyaan saat wawancara profil TBM Citra Raya.
Di sela gelaran buku dan liputan, Pak RT yang bernama Pak Sugiman sempat memanggil kami untuk berdialog. Memang lumayan sulit menemui beliau, tapi sejak dua minggu sebelumnya kami sudah komunikasikan dengan Bu RT. Dalam obrolan ringan ditemani teh hangat itu, kami malah berkesempatan menceritakan banyak kegiatan dan rencana-rencana TBM Citra Raya. Geliat literasi yang kami bawa sejauh ini menjadi hal positif yang diterima masyarakat, mereka pun juga paham pentingnya buku bacaan di lingkungan mereka yang kalah pamor dari gadget. Tetapi kendala utamanya sebenarnya adalah kehadiran buku itu sendiri.

Setelah pencerahan dari Pak RT Sugiman, relawan kembali ke gelaran buku lagi. Oh iya, hanya ada tiga relawan yang hadir pada kesempatan ini, yakni Kak Kris, Kak Novi, dan Kak Aziz. Saat Kak Kris dan Kak Novi berdialog dengan Pak RT, ada Kak Aziz yang sigap mengatur anak-anak yang membaca buku. Luarbiasanya gelaran di kampung adalah saat satu rombongan anak datang, akan sangat cepat datang rombongan lainnya. Hebat ya, mereka juga punya rasa setia kawan yang tinggi. Untuk gelaran buku di desa Sukamulya ini kami nilai yang antusiasnya besar. Tak henti-hentinya anak-anak datang bahkan ada yang berinisiatif memanggil teman-temannya agar mau membaca buku-buku yang kami bawa.
Tidak mau kalah dari anak-anak, kami juga kedatangan ibu-ibu juga bapak-bapak di setiap gelaran buku. Di Sukamulya ini, awalnya karena terdorong rasa penasaran pada keramaian yang tercipta, khirnya satu persatu orang dewasa ikut menikmati buku bacaan yang tersedia. Seperti Pak Solihin, bermula dari rasa penasaran akhirnya ia ikut membaca beberapa buku. Dari obrolan bersama salah satu relawan TBM Citra Raya ternyata Pak Solihin suka membaca buku motivasi dan bisnis. Raut muka antusis terlihat jelas saat ia bercerita mengenai buku-buku Bob Sadino. Beliau masih dengan antusiasnya bahkan akan mendaftarkan diri manjadikan anggota TBM Citra Raya, berdonasi buku dan ingin melihat koleksi buku-buku yang kami punya.

Banyak sekali pelajaran dan kebahagiaan yang relawan dapatkan pada kesempatan gelaran di desa Sukamulya kali ini. Bahkan saat akan menutup gelaran buku, masih saja kami dibuat bahagia karena antrian panjang anak-anak yang akan meminjam buku-buku pilihan mereka. Satu hal yang terus menjadi pemahaman kami, bahwa menyebarkan virus literasi adalah bagian dari menamam bibit untuk masa depan. Remeh memang nampaknya, mengelar buku-buku atau menemani mereka membaca tapi semuanya akan bermanfaat di suatu hari. Saat virus literasi membudaya, kami akan bangga dengan anak-anak yang terbebas, anak-anak dengan budaya membaca buku. Terimakasih, Desa Sukamulya (oleh @magenthaazzahra)

 


Comments

Post a Comment